4 Orang ini Ingin Menurunkan Pangkat SBY di Demokrat

[lihat.co.id] - Konstelasi politik di internal Partai Demokrat menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) belum bisa ditebak. 
Terutama soal siapa calon ketua umum Partai Demokrat untuk menggantikan Anas Urbaningrum yang mundur karena tersangkut kasus Hambalang.

Sejumlah nama calon ketua umum sebenarnya sudah bermunculan sejak dua pekan.
Ada yang terang-terangan ingin mencalonkan, ada juga masih malu-malu.

Saan Mustopa, Marzuki Alie, dan Tri Dianto adalah orang-orang yang terang-terangan ingin maju menjadi ketua umum. Sementara yang masih malu-malu ada nama seperti Pramono Edhie Wibowo, Edhie Baskoro (Ibas), Djoko Suyanto dan Toto Riyanto.

Namun, sepekan sebelum KLB peta politik di internal Demokrat berubah.
Tiba-tiba muncul nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sang Ketua Majelis Tinggi sekaligus Dewan Pembina partai ini tiba-tiba digadang-gadang menjadi ketua umum.

Ada yang mendukung ada yang tidak, karena SBY saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI.
Apa tanggapan SBY?

"Presiden mempertimbangkan usulan itu, nanti diserahkan ke kongres," ujar anggota Dewan Pembina Demokrat, Syarief Hasan kemarin.

Meski pengurus elite tahu posisi SBY, toh mereka malah mendukung.
 
1. Jhonny Allen Marbun
[lihat.co.id] - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun mendukung langkah sebagian besar Dewan Pemimpin Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) meminta agar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum. Jhonny pun yakin SBY bisa menggantikan Anas Urbaningrum.

"Ya, sebagian DPD dan hampir 100 persen DPC meminta Pak SBY menjadi Ketua Umum," kata Jhonny di Gedung DPR, Jakarta, Senin

Terkait dengan jabatan SBY yang menjadi orang nomor satu di Indonesia saat ini.
Jhonny pun mengaku hal itu tidak masalah.

Karena, menjadi ketua umum bukanlah jabatan dalam birokrasi negara. "Itu bagi kita bukan jabatan, karena partai itu bukan birokrasi, tapi rumah tangga non birokrasi," terangnya.

Dia pun mengklaim bahwa kader Demokrat di daerah semua sepakat agar SBY turun langsung menjadi ketua umum.

DPP dukung DPD yang minta SBY, Saya yakin DPC 100 persen (mendukung SBY)," tegas dia.
Jhonny menambahkan, untuk membenahi partai yang sudah terlanjur karut marut ini, dibutuhkan pengorbanan yang lebih besar bagi seorang SBY.

Perlu pengorbanan yang lebih besar kepada partai bila SBY jadi Ketum.
Kita berterima kasih kalau SBY menerima permintaan DPD dan DPC," tambah dia.

2. Ramadhan Pohan
[lihat.co.id] - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan juga setuju jika SBY yang menjadi ketua umum sementara untuk membenahi masalah Daftar Caleg Sementara (DCS) yang semakin mendesak dan harus ditandatangani oleh ketua umum.

Ketua umum dinilai cocok dijabat oleh seorang SBY karena mantan Menkopolkam era Megawati Soekarnoputri itu sudah tidak memiliki kepentingan politik apa-apa di pemilu 2014.

Selain itu, lanjut Ramadhan, SBY juga tidak memiliki niatan untuk menambah kekuasaan.
"Suara kepada Ibu Ani, Ibas dan Pak SBY bukan sedikit tapi banyak sekali, tapi bukan untuk tambah kekuasaan politik masing-masing.

Termasuk DPD dan DPC yang minta Pak SBY.
Harus kita akui di sini tidak ada keinginan untuk tambah kekuasaan, sehingga ketua majelis tinggi sudah tertinggi dari pada partai.

Tapi hal praktis DCS dan DCT itu harus diteken ketum, sehingga ada yang berpikiran oke semoga musyawarah mufakat pak SBY yang teken, itu keinginan yang demokratis saja," tegas dia.

Ramadhan juga menilai bukan sebuah perkara besar jika seorang presiden seperti SBY merangkap jabatan sebagai ketua umum partai

Karena, konteks SBY bukan untuk menambah kekuasaan tetapi sekadar penyelamatan partai.
Menurut saya sangat patut. Pertama, bahwa konteksnya bukan perbesar kekuatan atau kekuasaan, konteksnya untuk penyelamatan partai Demokrat untuk ikut pemilu," katanya.

3. Marzuki Alie
[lihat.co.id] - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie merespons positif dukungan mayoritas DPD kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum Demokrat baru.  Menurutnya, suara DPD merupakan salah satu unsur penentu ketum baru.

Saya pasti mengikuti suara mayoritas karena suara kader suara tuhan," kata Marzuki saat dihubungi, Senin Di samping itu, Marzuki juga membantah akan maju sebagai ketum.

Menurutnya, dirinya hanya akan bertarung memperebutkan kursi ketum, kalau mendapat dukungan penuh dari pimpinan daerah Demokrat.

"Saya tidak pernah mencalonkan, sehingga tidak ada kata maju dan mundur.
Tapi saya mendengar aspirasi keinginan kader.

Namun kami menginginkan cara-cara musyawarah dan mufakat," terangnya.

4. Gede Pasek Suardika
[lihat.co.id] - Ketua DPP Bidang Informasi dan Komunikasi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika juga sepakat SBY jadi ketua umum partai. 
Ketum itu langsung Pak SBY.

Kalau di luar itu yang mengambil, pasti faksionalisasi akan terjadi. 
Siapa pun dia, itu yang ditawarkan.

 Hanya Pak SBY sebagai faktor perekat sementara 2015.
Langsung saja dihandel oleh Pak SBY sebagai Ketum," kata Pasek kemarin.

Namun demikian, untuk mengembalikan kekompakan dan kejayaan Demokrat, tidak cukup dengan hanya penunjukan SBY sebagai ketua umum. Menurutnya, agar Demokrat dapat kembali berjaya juga diperlukan sistem demokrasi terpimpin sebagai penggerak partai, dan kembali ke AD/ART tahun 2005.

Sebab, AD/ART zaman mantan Ketua Umum Hadi Utomo itu disinyalir sebagai kekuatan utama melejitnya elektabilitas Demokrat kala itu.

Pasek mencontohkan kepemimpinan petinggi PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Taufik Kiemas. Meski masih konsen menjadi Ketua MPR, nyatanya Taufik mampu menjaga stabilitas elektabilitas PDIP hingga kini.

Saya yakin nanti suara di DPD menginginkan itu (SBY jadi Ketum). 
Karena di bawah itu sudah capek dengan konflik yang ada di elite.
Tidak pernah memperhatikan di bawah," kata Pasek.

Related Posts

NASIONAL 5553913627725624310

Posting Komentar

Search

Berita Terpopuler

Arsip Blog