5 Motif yang Menyebabkan Ibu Tega Menghabisi Anaknya

5 Motif yang Menyebabkan Ibu Tega Menghabisi Anaknya
Kasus ibu yang tega membunuh anaknya sendiri makin sering terjadi. Kasus terakhir menyebabkan Fani Riawan Cantika tewas setelah dibenamkan ibunya sendiri dalam ember di rumahnya di Ciputat pada Kamis  lalu.

Hingga pertengahan 2013 sedikitnya sudah ada empat ibu yang tega menghabisi anaknya sendiri di kawasan Jakarta. Berbagai motif mendasari kasus pembunuhan tersebut, dari suami yang menikah lagi hingga yang sepele seperti anak yang tidak mau mandi Berikut adalah 5 Motif yang Menyebabkan Ibu Tega Menghabisi Anaknya seperti dirangkum news.detik dan lihat.co.id:


1. Davina Lira Putri Dibunuh Ibunya karena Tak Mau Mandi
Davina Lira Putri Dibunuh Ibunya karena Tak Mau Mandi
[lihat.co.id] - Davina Lira Putri (5) tewas di tangan ibu tirinya Deasy Sinta Dewi (18) Dewi tega menyakiti anak tersebut hanya karena Vina tak mau disuruh mandi.

"Tersangka kesal dan emosi karena pada waktu kejadian Vina belum juga bangun dan tidak mau disuruh mandi," kata Kasat Reskrim Polres Kabupaten Tangerang Kompol Shinto Silitonga dalam jumpa pers di Mapolresta Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (18/3/2013).

Shinto mengatakan, saat itu Dewi membangunkan Vina sekitar pukul 08.00-09.00 WIB, namun karena sakit Vina tidak bangun dari tempat tidurnya. Dewi kemudian memaksa Vina bangun agar bisa berangkat ke tempat kerjanya. Mereka tinggal di kawasan Curug, Kabupaten Tangerang.

"Setelah Vina bangun Tsk DS alias DWI membentak dan menampar pipi Vina di sebelah kanan dan kiri," katanya.

Vina kemudian menuju kamar mandi dan Dewi menyusul anak itu ke kamar mandi. Dewi kemudian mendorong pundak kiri Vina ke depan menggunakan tangan kanan sehingga Vina terjatuh dengan posisi telentang dengan kepala bagian belakang membentur lantai.

Seketika itu juga Vina kejang-kejang," katanya.
Dewi kemudian membawa Vina ke bidan Lilih yang berada dekat dengan tempat tinggal mereka. Karena kondisinya cukup parah akhirnya Vina dibawa ke RS Siloam, namun sampai di rumah sakit kondisi Vina kritis dan akhirnya meninggal dunia pada pukul 11.52 WIB.

Ayah Vina, Agus Wastio (36), menikah lagi dengan Dewi pada September 2012. Agus menikah lagi dengan Dewi setelah bercerai dengan Eka Afriyani (25). Sehari-hari Agus merupakan sopir tembak mobil ekspedisi sehingga tak selalu berada di rumah.

"Pada Desember 2012 Agus membawa tersangka dan Vina dari Lampung untuk mengontrak di Curug, tinggal pula bersama mereka Hermiyati (42) yang adalah mertua Agus," katanya.

Sehari-hari Vina lebih banyak menghabiskan waktu bersama Dewi dan Hermiyati. Namun saat perisitiwa terbunuhnya Vina, Hermiyati sudah pergi bekerja. Selama ini Hermiyati ikut membantu ekonomi keluarga dengan cara menjadi pembantu rumah tangga di kawasan ini.

 2. Widyastuti Ditonjok Hingga Tewas Karena Ibunya Sakit Kepala
Widyastuti Ditonjok Hingga Tewas Karena Ibunya Sakit Kepala
[lihat.co.id] - Seorang ibu berinisal N (29) menojok anaknya Widyastuti (5) hingga tewas di Depok pada Senin lalu. N tega menganiaya anaknya yang masih kecil itu lantaran sedang sakit kepala.

N tinggal di rumah kontrakan di kawasan Simpangan Depok bersama putri tirinya yang bernama Widyastuti (5). Widyastuti merupakan anak kandung dari Supriyadi (28), pria yang menikah dengan N setahun silam.

"Sore hari kemarin kami dikabari, Widyastuti kejang-kejang, katanya jatuh dari kamar mandi. Lalu kami datang ke Simpangan Depok," ujar nenek Widyastuti, Muhaeni ketika ditemui di RS Polri Jaktim,

Lalu Muhaeni dan suaminya, Untung Jayani membawa Widyastuti ke klinik Medika di Depok. Namun klinik tersebut menolak dengan alasan tidak memiliki alat.

"Sepanjang jalan dia mengeluarkan darah. Kepala bagian sini (kanan) luka, di pipi juga ada bekas luka pukulan," kata Muhaeni.

Sementara Supriyadi yang berkerja sebagai kuli bangunan masih berada di tempat kerjanya. Sedangkan N, tidak ikut mengantar karena saat itu malah pingsan.

Dengan berkendara sepeda motor, Widyastuti dibawa oleh kakek neneknya ke sejumlah klinik dan rumah sakit di Depok. Namun alasan penolakan yang sama mereka dapat.

Di RS Cikaret Depok, pihak keluarga sempat mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit bahwa luka Widyastuti cukup janggal. Terutama pada memar di sebelah bawah mata.

"Akhirnya ada tantenya yang datang pake mobil. Kami bawa dengan mobil ke Bogor. Namun sebelum sampai di RS Karya Bakti Bogor, sudah meninggal dunia," ujar Muhaeni dengan mata berkaca-kaca.

Pada malam harinya, pihak keluarga menginterogasi N. Setelah didesak, akhirnya N, menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya sedang kesal, saya sakit kepala, makanya saya tonjok saja. Tapi jangan dilaporkan polisi ya bu," ujar Muhaeni menirukan ucapan N,menantunya itu.

Mengenai luka Widyastuti di bagian kepala kanan, N'juga mengakui bahwa itu akibat ulahnya yang mendorong putri tirinya tersebut hingga membentur salah satu sudut tembok di kamar mandi.

"Dia ngaku kalau cucu saya jatuh karena dia dorong. Dia nggak menjelaskan mengapa, cuma bilangnya lagi sakit kepala saja," kata Muhaeni.

Pada Senin malam itu juga, pihak keluarga melapor ke Polsek Cimanggis dan diteruskan ke Polres Depok. Tadi pagi, delapan orang petugas polisi mendatangi rumah Muhaeni dan meminta keluarga untuk datang bersaksi.

"Sekarang dia (N) masih di Polres Depok. Saya tidak tahu apakah ditahan atau tidak, tadi sih masih diperiksa," kata Muhaeni yang tengah menunggu jasad Widyastuti di autopsi ini.

3. Vicky Ariska Dibunuh Ibunya karena Kelaminya Kecil
Vicky Ariska Dibunuh Ibunya karena Kelaminya Kecil
[lihat.co.id] - Retno Purwati (39) tega membunuh Vicky Ariska (9) dengan membenamkannya ke air diduga depresi pada Februari 2013 lalu. Retno bahkan memaki-maki anaknya saat membenam-benamkan anaknya ke air.

"Kejadian berawal ketika si ibu yang baru pulang jemput sekolah anaknya. Pengakuan pelaku anak memang mau dibunuh karena sesudah disunat kemaluannya semakin kecil dan tambah kecil," ujar Kapolsek Cakung Kompol Azhar Nugroho di lokasi kejadian Jalan Lele RT 05/RW 01 No 37 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Selasa lalu.

Azhar menceritakan korban sendiri sebelumnya telah disunat pada tahun 2012. Namun Retno kemudian khawatir karena kondisi alat kelamin Vicky pasca disunat semakin mengecil.

"Kalau laki-laki nggak ada burung ngapain hidup!" kata Azhar menirukan perkataan Retno saat membenamkan anaknya ke air.

4. Dewi Bunuh Bayi Fani karena Suaminya Menikah Lagi
Dewi Bunuh Bayi Fani karena Suaminya Menikah Lagi
[lihat.co.id] - Dewi Sartika (23) telah mengakui telah membunuh anaknya Fani Riawan Cantika pada Kamis lalu. Dewi menghabisi Fani karena kesal suaminya menikah lagi. Fani Dibunuh dengan cara memasukannya ke dalam ember.

"Motifnya karena dia sakit hati karena suaminya telah menikah lagi dengan wanita lain," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Noviana Tursanurohmad dalam jumpa pers di kantornya di Jl Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,

Dalam jumpa pers itu Dewi Sartika juga dihadirkan ke dalam ruangan. Mengenakan baju tahanan warna oranye, dia hanya berdiri di pojok ruangan menghadap ke tembok tanpa mau berbicara sedikitpun. Ekspresi mukanya juga tidak bisa terlihat karena dia mengenakan penutup muka.

"Sebelumnya dia tidak mau mengatakan alasan membunuhnya, tapi setelah kita tanya halus-halus, akhirnya dia mau menjawab kalau ada masalah keluarga ," tambah Noviana.

5. Nurlena Siksa Balita Aini Hingga Tewas karena Nakal
Nurlena Siksa Balita Aini Hingga Tewas karena Nakal
[lihat.co.id] - Polres Jakarta Selatan menangkap Nurlena (26), ibu tiri yang menyiksa anaknya hingga tewas. Saat memukuli Aini Junistisia (4) hingga tewas, Nurlela sedang hamil 6 bulan.

"Alasannya kesal dengan kenakalan anaknya. Tindakannya itu tidak hanya satu hari tapi akumulasi selama 3 bulan. Pelaku sedang hamil 6 bulan," kata Kanit PPA Polres Jakarta Selatan Iptu Anggraini Putri dalam jumpa pers di Mapolres Jaksel, Jl Wijaya II, Jakarta, Kamis (29/11/2012).

Penganiayaan terhadap Aini terungkap berkat laporan ibu kandung bocah itu, Agustina. Saat itu Agustina menjenguk Aini di RS Fatmawati. Sebelumnya Nurlela memang membawa bocah itu pada 25 November lalu. Agustina yang melihat luka-luka di tubuh Aini merasa curiga dan melaporkan dugaan penganiayaan ke Polres Jakarta Selatan.

Polisi kemudian menangkap Nurlela di rumah kontrakannya di Pondok Betung, Pondok Aren," katanyaAnggraini mengatakan, pelaku dijerat dengan UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara.

Related Posts

Hukum dan Kriminal 3518432015520826352

Posting Komentar

Search

Berita Terpopuler

Arsip Blog